Kalo mata manusia melihat, kemungkinan besar bener tapi gak jarang juga salah. Kalo pikiran manusia menilai kadang-kadang juga bener, tapi malah lebih sering salah. Kenapa? Aku juga gak tau pasti sih, tapi mungkin karena banyak pengaruh-pengaruh internal ataupun eksternal yang memengaruhi pikiran kita. (sok tau banget, sih?)
Experience had taught me! Sebelumnya aku merasa standar standar yang ku buat itu "cukup" untuk mem"protect" ku dari kesalahan memilih. Ternyata tidak, tidak sama sekali.
Awalnya, aku ngeliat orang baik itu adalah orang yang sering ke Gereja, aktif jadi pelayan, pemimpin pemuda gereja, dll. Honestly, it was so interesting for me. Setelah itu aku lihat, gimana cara bicaranya. Dia dewasa ato gak. Kalo dewasa, it means we're going to another step. Kata-katanya juga pasti aku perhatikan. Semakin rapi susunan nya, semakin aku bersemangat. Sejarah hidupnya juga banyak berpengaruh buat ku. Terakhir aku ngeliat gimana cara dia berpikir waktu mau nyelesain masalah. Kalo itu semua lulus standar ku, pasti aku mau "deket" sama orang itu. So simple, right?
But one day, I got my turning point. Akhirnya ada satu orang, let's say dia ini "sample'. Semua standar standar yang ku buat itu udah ku cek, dan 'si "sample' ini lulus uji. Perasaan ku juga seneng banget waktu itu. sumringah, bener bener kayak orang lagi "pol in lop". hahaha!
Kami sempet "menjalani kedekatan" itu sampe beberapa lama. Tapi seiring waktu, ntah kenapa aku jadi bosen banget ngejalanin ini. Aku mulai bingung sendiri. Aku mulai mikir mikir mencari solusi nya. Pas lagi bingung bingung nya, aku teringat sesuatu. HAMPIR 2 MINGGU AKU GAK SAAT TEDUH! Aku baru inget, selama ini aku udah ninggalin Tuhan. Wajar lah ya, kalo jalan hidup ku udah ngalur ngidul kemana mana. Akhirnya aku berdoa sama Tuhan (biasa, sifat buruk manusia kalo udah susah baru ngadu sama Tuhan.) Dalam doaku aku cerita ke Tuhan gimana perasaan ku waktu itu. Aku sedih, aku takut, aku gelisah, aku bosen.. semua lahh.. Aku tau dan yakin Tuhan dengar doaku, dan bener aja, gak nyampe seminggu kemudian aku udah dapet jawabannya. Orang yang selama ini aku pikir baik ternyata adalah orang yang sama sekali tidak kompeten untuk jadi panutan. Parah! Miris banget, selama ini aku udah percaya dan aku udah yakin aku bener. Ehhhhh, taunya begituu. Tapi ditengah tengah keadaan yang berat itu aku akan tetidak menyenangkan itu aku berusaha berpikir positif. Yang paling penting adalah tetap MENGUCAP SYUKUR sama Tuhan, karena udah nyelametin aku dari jalan yang salah. Ternyata sejauh apapun aku berlari jauh dari Tuhan, mataNya tetap mengawasiku dan ketika aku ada dalam ancaman, pertolonganNya nyata! Praise The Lord!
Minggu, 15 Juli 2012
Minggu, 01 April 2012
Kumulai dari diri sendiri
First I heard this song, my heart was touched. Liriknya sederhana, but so meaningful for me. Every single word. Kemudian beberapa kali mendengar lagu ini dalam peneguhan sidi semakin terharu. Lagu ini mengingatkan ku, betapa kecilnya diriku tapi akan berdampak besar begitu aku memulai segala sesuatunya dengan sungguh sungguh. Here is the lyrics..
Kumulai dari diri sendiri
Untuk melakukan yang terbaik
Kumulai dari diri sendiri
Hidup jujur dengan hikmat Tuhanku
Tekadku Tuhan mengikutmu selama hidupku
Berpegang teguh kepada iman dan percayaku
Akan kumulai dari diriku
Melakukan sikap yang benar
Biarpun kecil dan sederhana
Tuhan dapat membuat jadi besar
Kumulai dari keluargaku
Menjadi pelaku firman-Mu
Slalu mendengar tuntunan Tuhan
Berserah pada rencana kasih-Mu
Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku
Kupegang teguh Tuhanku memberikan yang terbaik
Kumulai dari keluargaku
Hidup memancarkan kasih-Mu
Walaupun lemah dan tidak layak
Kuasa Tuhan menguatkan diriku
Untuk melakukan yang terbaik
Kumulai dari diri sendiri
Hidup jujur dengan hikmat Tuhanku
Tekadku Tuhan mengikutmu selama hidupku
Berpegang teguh kepada iman dan percayaku
Akan kumulai dari diriku
Melakukan sikap yang benar
Biarpun kecil dan sederhana
Tuhan dapat membuat jadi besar
Kumulai dari keluargaku
Menjadi pelaku firman-Mu
Slalu mendengar tuntunan Tuhan
Berserah pada rencana kasih-Mu
Kadang-kadang lain jawaban Tuhan atas doaku
Kupegang teguh Tuhanku memberikan yang terbaik
Kumulai dari keluargaku
Hidup memancarkan kasih-Mu
Walaupun lemah dan tidak layak
Kuasa Tuhan menguatkan diriku
Kumulai dari diri sendiri - Pontas Purba
Jumat, 10 Februari 2012
Saya sudah menjadi TELADAN!
Saya sudah menjadi TELADAN! Yakin...?
Bebicara selalu lebih mudah daripada merealisasikannya ke sebuah tindakan. Pernah dengar istilah NATO -- No Action Talk Only? (Hanya berbicara tanpa tindakan). Ya, itu salah satu bukti bahwa berbicara selalu lebih mudah dibandingkan bertindak.
Mungkin kita mendeskripsikan sesuatu, kita bisa merangkai kata kata sesempurna mungkin. Banyak teori teori yang kita pergunakan. Belum lagi, beberapa orang dianugerahi dengan kemampuan berkomunikasi yang sangat baik. Sadar atau tidak akhirnya kita akan berusaha membuat orang percaya dan terkesan akan apa yang kita katakan.
Beberapa waktu lalu aku baru mengalami hal ini. Luar biasa bagaimana Tuhan mengijinkan aku bertemu dengan orang yang selalu sibuk mencitrakan dan membentuk 'image' bahwa dirinya adalah orang yang baik, dewasa, penyabar, holy dalam kehidupan rohani, dengans etiap kata kata yang keluar dari mulutnya. Dia luar biasa. Dia hebat. Aku harus mengakui itu. Dia mendikte aku bagaimana menjadi pribadi yang lembut, tidak mudah mengeluh, mengerti apa arti pelayanan dan tanggungjawab sebagai garam dan terang ditengah lingkunganku. Setelah menceritakan pengalaman hidupnya, dia lalu mengajari aku bagaimana menjadi TELADAN. Dia meng-klaim dirinya pantas dijadikan teladan. Satu hal yang aku ingat ketika dia berkata, 'Evelyn, berubahlah! Kamu bisa jadi orang yang lebih baik. Aku pernah ada dalam keadaan yang jauh lebih terpuruk dari kamu. Tapi lihat aku sekarang, aku sudah sangat dekat dengan Tuhan-ku.' Wow. Kesaksian yang luar biasa bukan? Aku yakin siapapun yang ada diposisiku pada saat itu pasti akan terkesan.
Tapi ternyata semua itu hanya sebatas kata kata. Kekagumanku hilang begitu saja ketika ternyata perbuatan dan tingkah lakunya di kehidupan sehari hari justru bertolak belakang dengan setiap kata kata hebat itu! Bagaimana mungkin dia bisa berkata dia baik sedangkan dia selalu menyonbongkan dirinya? Bagaimana mungkin dia berkata dia holy sedangkan dia selalu mempermainkan perasaan orang lain? Bagaimana mungkin dia berkata dia dewasa sedangkan untuk meminta maaf atas kesalahan nya sendiri pun masih sangat sulit dilakukan nya? Ternyata itu semua cuma kebohongan yang dibungkus dengan kemasan yang menarik.
TELADAN kau menyebuut dirimu? Maaf aku rasa itu sama sekali tidak pantas! Apa yang sudah kau berikan untuk jadi teladan? Tidak Ada! Belajarlah memperbaiki tingkah lakumu terlebih dahulu. Karena akhirnya kesaksian yang hanya sebatas kata kata tanpa perbuatan tidak jauh berbeda dengan cerita fiktif.
Thanks for being an inspiration for me to write, anyway. :)
Bebicara selalu lebih mudah daripada merealisasikannya ke sebuah tindakan. Pernah dengar istilah NATO -- No Action Talk Only? (Hanya berbicara tanpa tindakan). Ya, itu salah satu bukti bahwa berbicara selalu lebih mudah dibandingkan bertindak.
Mungkin kita mendeskripsikan sesuatu, kita bisa merangkai kata kata sesempurna mungkin. Banyak teori teori yang kita pergunakan. Belum lagi, beberapa orang dianugerahi dengan kemampuan berkomunikasi yang sangat baik. Sadar atau tidak akhirnya kita akan berusaha membuat orang percaya dan terkesan akan apa yang kita katakan.
Beberapa waktu lalu aku baru mengalami hal ini. Luar biasa bagaimana Tuhan mengijinkan aku bertemu dengan orang yang selalu sibuk mencitrakan dan membentuk 'image' bahwa dirinya adalah orang yang baik, dewasa, penyabar, holy dalam kehidupan rohani, dengans etiap kata kata yang keluar dari mulutnya. Dia luar biasa. Dia hebat. Aku harus mengakui itu. Dia mendikte aku bagaimana menjadi pribadi yang lembut, tidak mudah mengeluh, mengerti apa arti pelayanan dan tanggungjawab sebagai garam dan terang ditengah lingkunganku. Setelah menceritakan pengalaman hidupnya, dia lalu mengajari aku bagaimana menjadi TELADAN. Dia meng-klaim dirinya pantas dijadikan teladan. Satu hal yang aku ingat ketika dia berkata, 'Evelyn, berubahlah! Kamu bisa jadi orang yang lebih baik. Aku pernah ada dalam keadaan yang jauh lebih terpuruk dari kamu. Tapi lihat aku sekarang, aku sudah sangat dekat dengan Tuhan-ku.' Wow. Kesaksian yang luar biasa bukan? Aku yakin siapapun yang ada diposisiku pada saat itu pasti akan terkesan.
Tapi ternyata semua itu hanya sebatas kata kata. Kekagumanku hilang begitu saja ketika ternyata perbuatan dan tingkah lakunya di kehidupan sehari hari justru bertolak belakang dengan setiap kata kata hebat itu! Bagaimana mungkin dia bisa berkata dia baik sedangkan dia selalu menyonbongkan dirinya? Bagaimana mungkin dia berkata dia holy sedangkan dia selalu mempermainkan perasaan orang lain? Bagaimana mungkin dia berkata dia dewasa sedangkan untuk meminta maaf atas kesalahan nya sendiri pun masih sangat sulit dilakukan nya? Ternyata itu semua cuma kebohongan yang dibungkus dengan kemasan yang menarik.
TELADAN kau menyebuut dirimu? Maaf aku rasa itu sama sekali tidak pantas! Apa yang sudah kau berikan untuk jadi teladan? Tidak Ada! Belajarlah memperbaiki tingkah lakumu terlebih dahulu. Karena akhirnya kesaksian yang hanya sebatas kata kata tanpa perbuatan tidak jauh berbeda dengan cerita fiktif.
Thanks for being an inspiration for me to write, anyway. :)
Langganan:
Postingan (Atom)